TIMES PAMEKASAN, BANYUWANGI – Melalui aroma dan kenikmatan hasil cokelat kelas dunia, Wisata Waduk Sidodadi (WWS) yang berada di kawasan PT Perkebunan Nusantara (PTPN) I Regional 5 Kebun Kalirejo Kendenglembu, Kecamatan Glenmore, Kabupaten Banyuwangi bakal jadi salah satu destinasi unggulan di Bumi Blambangan.
Sebuah inovasi jempolan tercetus dari sinergi apik Pemkab Banyuwangi dan PTPN 1 Regional 5. Bagaimana tidak, bukan hanya mengandalkan view, wahana hingga suasana ciamik dari lanscape Waduk Sidodadi, tetapi kini juga memadukan cita rasa coklat kelas dunia sebagi daya tarik baru.
Dari inovasi tersebut, tak hanya membuat WWS jadi destinasi wisata unggulan nantinya. Tetapi juga menjadi sebuah penegasan identitasnya sebagai penghasil cokelat berkualitas dunia dari wilayah yang berjuluk 'Sepetak Eropa di Tanah Jawa' itu.
"Melalui Festival cokelat, tidak hanya mempromosikan cokelat saja, tapi juga bisa mengembangkan potensi wisata yang ada yakni Waduk Sidodadi," kata Bupati Banyuwangi, Ipuk Fiestiandani melalui Plt Kepala Dinas Pertanian dan Pangan (Dispertan) Banyuwangi Ilham Juanda, Minggu (22/6/2025).
Karena alasan itulah, kali ini Festival Cokelat yang menjadi salah satu kalender Banyuwangi Festival (B-Fest) itu digelar di WWS karena pada festival sebelumnya Doesoen Kakao selalu menjadi vanue festival tersebut.
"Saya berharap festival ini akan terus menguatkan posisi Banyuwangi sebagai salah satu daerah penghasilan kakao terbaik di dunia serta meningkatkan potensi wisata di kawasan perkebunan, tak hanya dari pemandangan alam dan wahana, tetapi juga hasil alam serta edukasi cokelatnya," tutur Ilham.
Festival Cokelat tahun 2025 digelar selama 2 hari sejak Sabtu, 21 Juni sampai Minggu 22 Juni, yang dirangkai dengan sejumlah acara yang menarik dengan memperlihatkan potensi alam Glenmore. Bukan saja dari hasil kebun melainkan juga viewnya yang memanjakan mata.
Di antaranya bersepeda, jalan sehat gembira, hingga diramaikan dengan suguhan atraksi menarik yakni lomba Gandrung, lomba fashion anak, lomba mewarnai anak hingga edukasi kakao untuk para pelajar.
Yang istimewa, selain lomba kuliner olahan cokelat, tahun ini juga ditambahkan kategori kopi dan gula, mengingat Glenmore adalah penghasil kedua komoditas tersebut. Inovasi ini menjadikan festival lebih meriah dari tahun sebelumnya.
Sementata Region Head PTPN I Regional 5, Ir. Winarto selaku pelaksana dan juga tuan rumah menambahkan, bahwasanya di Kebun Kalirejo Kendenglembu menghasilkan kakao varietas Lindak dikenal juga sebagai kakao Bulk (bulk cocoa), dan kakao Mulia atau kakao Edel (fine cocoa).
"Kakao jenis edel ini yang paling diminati di ekspor. Menjadi salah satu varian kakao terbaik dan termahal di dunia," jelasnya.
Perkebunan kakao di Banyuwangi ini, masih kata Winarto, telah ekspor kakao jenis lindak dan edel ke berbagai negara seperti Jepang, Ghana, Swiss, dan Belanda. Makin istimewa diketahui bahwa di Jawa Timur, kakao jenis ini hanya bisa ditemukan di kabupaten paling timur Pulau Jawa.
“Kami terus berkomitmen menjadikan Kebun Kalirejo Kendenglembu sebagai Center of Excellence Kakao. Tujuannya membudidayakan kakao standar prima dan menjadi acuan pendidikan serta wisata edukasi,” tegas Winarto.
Perlu diketahui jika Perkebunan kakao yang dikelola PTPN I Regional 5 ini memiliki luas lahan sekitar 220 hektare. Rinciannya, 94 hektare kakao edel dan 126 hektare kakao lindak.
“Tahun depan kita akan mengembangkan lagi perkebunan kakao seluas 80 hektare, dari yang sudah eksisting 220 hektare. Sehingga totalnya nanti sekitar 300 hektare. Hal ini jadi penegasan Banyuwangi dalam memperkuat peranya dalam memproduksi kakao di panggung dunia,” ungkap Winarto.
Pada Festival Cokelat itu, cokelat Banyuwangi mendapat pengakuan dari wisatawan asing. Seperti yang diungkapkan wisatawan asal Denmark bernama Bow, Ia ikut menyaksikan dan merasakan kuliner olahan cokelat yang disuguhkan dalam festival.
Di sini tersaji sekitar 30 stan UMKM yang memamerkan hasil olahan perkebunan termasuk cokelat. Hal ini lah yang patut dibanggakan dari Banyuwangi karena pemberdayaan masyarakatnya dalam menciptakan sebuah usaha dengan menggunakan hasil lokal.
Nampak yang dijual oleh para pelaku UMKM seperti Es krim Cokelat, Susu Coklat, Puding Cokelat, kue kering dan basah berbahan coklat dan masih banyak yang lainya. “Saya sudah mencobanya. Sangat otentik, rasa cokelat yang sebenarnya saya rasakan disini,” ucap Bouw. (*).
Artikel ini sebelumnya sudah tayang di TIMES Indonesia dengan judul: Lewat Nikmat Cokelat Kelas Dunia, Wisata Waduk Sidodadi Siap Jadi Primadona di Banyuwangi
Pewarta | : Anggara Cahya |
Editor | : Ronny Wicaksono |