TIMES PAMEKASAN, PONOROGO – Ribuan ibu-ibu anggota Muslimat Nahdlatul Ulama (NU) se-Kabupaten Ponorogo memadati Alun-Alun kota dalam suasana penuh semangat, Kamis (9/10/2025). 

Mereka tidak hanya merayakan Hari Telur 2025, tetapi juga menjadi saksi peluncuran gerakan kesehatan baru, Senam Mustika Segar.

​Acara kolaboratif antara Pemerintah Kabupaten Ponorogo, Badan Pangan Nasional (Bapanas), dan Muslimat NU ini mengusung tema besar 'Sinergi Pangan Sehat untuk Indonesia Emas 2045'.

Kegiatan ini menegaskan posisi Ponorogo sebagai salah satu lumbung penghasil telur yang strategis dalam upaya ketahanan pangan nasional.

​Selain itu juga dilakukan peluncuran Senam Mustika Segar. Gerakan senam ini secara resmi diadopsi oleh seluruh jajaran Muslimat NU di Ponorogo sebagai wujud komitmen membangun kebiasaan hidup sehat dan bugar di kalangan kaum ibu.

​Bupati Ponorogo Sugiri Sancoko yang menyempatkan hadir di acara ini menjelaskan, bahwa program tersebut adalah bagian dari inisiatif yang lebih luas.

​"Senam Mustika Segar bukan hanya soal tubuh yang sehat, tapi juga soal semangat gotong royong dan kemandirian. Tubuh yang sehat adalah modal utama untuk keluarga yang kuat," ujarnya.

​Ia menambahkan, peluncuran senam ini menjadi penanda dimulainya program pemberdayaan ekonomi berbasis telur, di mana Muslimat NU akan disiapkan untuk mengelola peternakan rakyat.

​"Kami siapkan ratusan ribu ekor ayam. Lewat program ini, kami menyatukan dua fokus utama, mengentaskan kemiskinan dan mengatasi stunting secara terpadu. Ibu-ibu sehat dengan Mustika Segar, anak-anak cerdas dengan protein telur, dan dapur keluarga berdaya lewat panen telur mandiri," tukasnya.

Peran Penting Telur

Sementara ​Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas), Arief Prasetyo Adi, dalam sambutannya menekankan pentingnya peran telur dalam menciptakan Sumber Daya Manusia (SDM) yang unggul menuju Indonesia Emas 2045. Ia menyoroti bagaimana inovasi dan stabilitas pasokan harus berjalan beriringan.

​"Hari Telur 2025 ini adalah pengingat bahwa pangan bergizi tidak harus mahal. Telur adalah sumber protein yang paling mudah diakses, mudah diolah, dan memiliki nutrisi yang hampir tidak tertandingi, khususnya untuk perkembangan kognitif anak," ujarnya.

​Ia juga menyampaikan, Bapanas terus berupaya menjaga ekosistem perunggasan.

Pihaknya mendorong agar harga jagung pakan - bahan baku utama - tetap stabil dan mudah diakses oleh peternak rakyat seperti yang ada di Ponorogo. Stabilitas harga di tingkat peternak akan menjamin pasokan yang berkelanjutan bagi masyarakat.

​"Selain itu, kami mendorong inovasi dan teknologi. Bayangkan, telur kini bisa diperpanjang masa simpannya hingga berbulan-bulan menggunakan teknik iradiasi yang aman, menjamin kualitas gizi yang sama." jelas Arif Prasetyo Adi.

Ini adalah bentuk keberpihakan pemerintah terhadap teknologi untuk memastikan ketersediaan pangan yang aman dan berkualitas di seluruh pelosok negeri," imbuhnya.

​ia mengucapkan terima kasih kepada Ibu-ibu Muslimat NU Ponorogo, t atas gerakan Mustika Segar.

"Gabungan antara pola hidup sehat dengan olahraga dan konsumsi protein berkualitas tinggi seperti telur adalah kunci untuk memerangi stunting. Mari kita jadikan telur sebagai fondasi gizi yang kuat bagi generasi penerus bangsa," tegasnya.

​Makan Telur Bareng dan Komitmen Bersama

​Acara diakhiri dengan Gerakan Makan Telur Bersama (Gemar Telur) yang diikuti oleh seluruh peserta.

Aksi ini merupakan simbolis kampanye intensif Bapanas untuk meningkatkan konsumsi protein hewani, khususnya di kalangan balita dan ibu hamil, sebagai upaya konkret percepatan penurunan angka stunting.

Selain Ketua Bapanas Arif Prasetyo Adi, Hadir dalam acara tersebut Bupati dan Wakil Bupati Ponorogo Sugiri Sancoko -Lisdyarita, Ketua DPRD Ponorogo Dwi Agus Prayitno, jajaran Forkopimda Ponorogo, dan ribuan ibu-ibu Muslimat NU se Kabupaten Ponorogo. (*)